Sunday, April 30, 2017

Teknik - Teknik Dalam Titrasi



Sebenarnya teknik - teknik dalam titrasi sendiri ada beberapa jenis, tidak semua titrasi dilakukan dengan menggunakan teknik yang sama. Ada beberapa teknik yang dilakukan karena beberapa alasan dalam penelitian seperti sample yang tidak bisa bereaksi langsung dengan titer nya ( larutan di buret ) atau dengan alasan sample tidak stabil sehingga harus dilakukan penambahan pereaksi, dan pereaksi ini yang akan bereaksi dengan titernya. Berikut ini saya akan menjelaskan lebih rincinya..

1. Direct Titration ( Titrasi Langsung )
     Titrasi ini merupakan titrasi yang umumnya digunakan karena titran akan bereaksi langsung dengan titernya, sehingga TE merupakan titik dimana sample bereaksi sempurna dengan titer dan menghasilkan TA.
Rumus yang umumnya dipakai dalam titrasi ini adalah
Ek sample = Ek titer

     Contoh titrasi ini adalah titrasi asam basa (penentuan konsentrasi HCl,NaOH), Titrasi Argentometri, etc.

2. Titrasi Tidak Langsung
    Seperti namanya, titrasi ini dilakukan secara tidak langsung. Maksud tidak langsung disini adalah digunakannya pereaksi berlebih pada sampel. Nah dengan adanya pereaksi berlebih ini, maka sample akan membuat suatu senyawa yang dapat dilakukan penentuan kadarnya dengan menggunakan teknik titrasi disini. 
    Hal yang harus diingat disini adalah pereaksi berlebih benar - benar harus berlebih agar sample semuanya bereaksi ( tidak ada yang tersisa ), dan pereaksi berlebih tidak harus terukur ( tidak terlalu teliti pengukurannya / bisa menggunakan gelas ukur atau pipet ukur) karena pereaksi berlebih disini hanya berfungsi supaya sample seluruhnya bereaksi dan membentuk senyawa yang diinginkan. Sehingga jikalau pun berlebih dan ada sisa, pereaksi tersebut tidak akan mempengaruhi titrasi. Mengapa hal tersebut harus diperhatikan? Karena dalam melakukan sebuah analisis, kita harus dapat memilih alat gelas yang cocok dalam melakukan suatu analisis sehingga mempermudah pekerjaan kita, dan tidak waste time maupun melakukan hal yang sebenarnya tidak harus kuantitatif. 

    Rumus yang umumnya dipakai dalam titrasi ini adalah

Ek sample = Ek hasil reaksi = Ek titer

3. Titrasi Balik ( Back Titration )

     Maksudnya bukan titrasi dengan kebalik yaaa (lewat punggung).. wkwk. 
     Titrasi balik juga menggunakan pereaksi berlebih dalam titrasi nya hanya saja bedanya pereaksi berlebih yang digunakan harus terukur (menggunakan pipet seukuran ). Ini dikarenakan sisa dari pereaksi berlebih akan dititrasi. Thats the point! Bukan sample maupun hasil reaksi yang akan dititrasi tapi pereaksi yang berlebih lah yang akan dititrasi, sehingga haruslah pereaksi berlebih yang digunakan terukur karena akan dihitung berapa banyak pereaksi berlebih yang bereaksi dengan titer ( larutan di dalam buret ). Jadi nanti didalem erlenmeyer tuh ada sample yang habis bereaksi dengan pereaksi berlebih dan sisa pereaksi berlebih yang ada.
     Lalu bagaimana cara menghitung analit yang ada didalam sampel ? Kan yang kita tahu hanya ek dari sisa pereaksi berlebih yang tidak bereaksi dengan sample.. Nah gini nih caranya yaitu dengan cara kita juga melakukan titrasi blanko.
     Titrasi blanko adalah titrasi yang dilakukan kepada semua reagent yang ada kecuali sample. Jadi yang dititrasi itu hanya reagent - reagent  yang digunakan pada titrasi termasuk pereaksi berlebih. Logikanya, pereaksi berlebih ini terukur (kuantitatif) dan tidak ada yang bereaksi dengan sample, sehingga ketika dilakukannya titrasi pada blanko ini, hasil yang didapat adalah murni ek atau mol dari pereaksi berlebih. Sedangkan ketika pada sample ek atau mol hasil titrasi adalah sisa pereaksi yang tidak bereaksi dengan sample (karena sample sudah habis bereaksi) dan sisanya tersebut bereaksi dengan titer ( larutan dalam buret). 

Sehingga untuk menghitung analit yang ada didalam sample dengan cara:

Ek sample = Ek titrasi blanko - Ek titrasi sisa

Nah biar gampang ngapalinnya, gini aja deh. Titrasi kebalik itu titrasi yang kebalik dimana harusnya sample yang dititrasi, eh ini malah sisanya yang dititrasi hahaha..
Contoh dari titrasi ini adalah titrasi pada penentuan kadar karbohidrat metode luff schoorl, ntar kapan - kapan kita bahas luff schoorl yaaa..

Nah sekian penjelasan dari saya, semoga membantu ya dan dapat dipahami juga. Kalo mau recomend artikel tinggal buka link QnA aja ya, ntar comment disitu mau apa yang akan selanjutnya dibahas nih.. Makasih yaaa :) 

Kenapa sih sianida bisa sangat mematikan? Sebenarnya gimana sih cara kerjanya? Cek yuk

Tahukah kalian? Jika sianida dengan dosis kecil sekitar 200mg atau 270 ppm dapat mematikan manusia dengan berat badan rata - rata dalam hitungan menit saja? Wow yaa..
Sianida tidak hanya berbentuk padatan tapi juga ada dalam bentuk cairan yang mudah menguap yaitu HCN ( Asam Sianida) sedangkan pada umumnya sianida bentuk padatan berupa KCN ( Kalium Sianida).

Sianida sendiri merupakan senyawa kimia yang mengandung gugus siano ( karbon yang terikat tiga dengan nitrogen) . Selain dalam bentuk anorganik ( KCN dan HCN) sianida juga ada dalam bentuk organiknya yang umumnya disebut dengan nitril, nah jika bersatu dengan organik dia akan membentuk ikatan kovalen, misalnya dia bergabung dengan methil, kemudian dia akan membentuk methil sianida atau umumnya disebut acetonitril ( btw saya sering pakai ini jadi serem :( ) tapi jika telah berikatan dengan zat organik (seperti contohnya acetonitril) umumnya tidak akan beracun karena ia tidak akan melepas sianidanya (tapi jangan diminum juga ya wkwk).

Setelah disebutkan sebelumnya, yang berbahaya disini adalah anion sianidanya. Anion sianida ini akan membenuh dengan cara kerjanya dia sebagai inhibitor dari enzim sitokrom c oksidase pada kompleks keempat rantai transfer elektron (sebuah protein). Nah sianida tersebut akan menempel ke Fe yang berada dalam protein tersebut sehingga akan mengganggu transfer elektron dari sitokrom c ke oksigen sehingga sel tidak mampu lagi memproduksi ATP ( secara aerobik ) atau energi untuk beraktifitas. Nah jaringan yang sangat memerlukan respirasi aerobik seperti jantung dan sistem pernafasan akan sangat terganggu. Kemudian pasien akan mati dalam hitungan menit.

HCN atau asam sianida adalah senyawa yang sangat berbahaya (berbentuk cairan)  karena dia bisa menguap dengan mudah dan masuk kedalam tubuh, apalagi uapnya tidak berwarna dan tidak kelihatan. Sedangkan kalium sianida tidak mudah melepaskan sianidanya seperti Asam sianida, hanya saja jika ia masuk kedalam tubuh dalam bentuk padatan ( karena bentuknya serbuk putih) melalui sistem pencernaan, dia akan masuk ke lambung dan bereaksi dengan asam lambung dan membentuk HCN ( oleh karena itu dikatakan bahwa kalium sianida akan labil jika ditambah asam dan membentuk asam sianida yang mudah terhirup). Oleh karena itu ada kasus dimana seseorang selamat dari keracunan kalium sianida karena tingkat asam lambungnya yang rendah. Sebenernya, jika sianida yang masuk dalam jumlah kecil, tubuh akan mampu mengubah sianida menjadi senyawa tiosianat yang lebih aman bagi tubuh dan kemudian akan dibuang oleh tubuh.

 Nah itu dia pembahasan kali ini.. Semoga bermanfaat yaaa.. Ini saya tulis karena saya juga penasaran gimana sih cara kerjanya sianida dalam tubuh tuh.. Kalo ingin mengajukan pertanyaan bisa komen di artikel QnA yaaa.. Thanks :)

Saturday, April 29, 2017

pH Larutan (Menentukan Rumus Yang Akan Dipakai Untuk Mencari pH Suatu Larutan)_Part Larutan Hidrolisis





Hai - Hai..
Setelah sekian lama saya ga bahas tentang pH larutan nih.. Terakhir tahun 2013 saya bahas materi nya..
Yuk yang belum cek, dan masih ga ngerti dan butuh penjelasan terutama tentang pH dan larutan buffer bisa di cek nih disini:

pH Larutan        : pH Larutan
pH larutan buffer :  buffer

Nah kali ini saya akan membahas mengenai hidrolisis garam.

Hidrolisis berasal dari kata hidro (air) dan lisis (penguraian) yang jika digabungkan berarti penguraian oleh air. Apa sih yang diuraikan? Yang diuraikan disini adalah garam yang terbentuk dan diuraikan menjadi asam dan basanya kembali.
Nah kenapa sih saya membedakan artikel tiap part gini? Emang cara hitung pH nya beda ya?
Yap! Beda cara hitungnya, dan kalo dengan teori yang bejibun susah bgt ngambil kesimpulan dimana bedanya terutama untuk orang kaya saya yang ngertinya susah bgttt, ketiga artikel yang saya tulis ini saya tulis nih bedanya, biar kalian paham sebelum ngelanjutin ngebahas tentang hidrolisis ini.

Part 1. pH larutan: Disini saya bahas tentang Basa Kuat + Asam Kuat dimana kalo mol keduanya sama akan menghasilkan larutan yang netral dan kalo salah satu tersisa, pH larutannya bakal ngikutin larutan yang nyisa, ntah bakal asam atau basa tergantung mana yang tersisa.
Part 2. pH larutan buffer : Disini saya bahas tentang Basa Kuat + Asam lemah atau Asam Kuat + Basa lemah dimana yang lemah ini bakal tersisa ( karena mol yang lemah lebih banyak) dan yang ada dalam larutan jadinya ada sisa sisa mol yang lemah dan garam yang terbentuk. Begituuu..
Part 3. pH larutan hidrolisis : Kan kalo yang 2 diatas ngomongin yang sisa - sisa yah. Nah kalo ini ngomongin yang habis bereaksi. Langsung cek yaaaa

Hidrolisis sendiri  dibagi menjadi 2 yaitu hidrolisis parsial (sebagian) dan hidrolisis sempurna. Nah ada nih larutan yang tidak terhidrolis yaitu Asam Kuat + Basa Kuat dimana (kan ini ceritanya habis bereaksi yah, karena hidrolisis habis bereaksi antar 2 senyawanya) larutan pH nya netral atau pH 7.

A. HIDROLISIS PARSIAL
1. Garam yang dominan bersifat Asam 
Garam yang dominan bersifat asam terbentuk dari reaksi asam kuat ditambah dengan basa lemah. Contoh garam nya adalah ammonium klorida (NH4Cl) dan perak nitrat (AgNO3). Nah rumus yang digunakan yaitu

  


Dimana:
[H+] = konsentrasi H+ yang akan dihasilkan
KW = konstanta air
KA = Konstanta Asam
[Garam] = konsentrasi garam

Contoh soal :

100ml NH4OH 0.1 M direaksikan dengan HCl 200ml 0.05 M. Berapa pH nya? Kb = 10^-5
Pertama cari dulu reaksi apa yang akan terjadi dengan membuat persamaan reaksinya

pers. reaksi : NH4OH                  +        HCl                    <---->      NH4Cl      +          H2O
mol bereaksi: 100mL x 0.1 M           200ml x 0.05M                            x mmol             x mmol
mol bereaksi: 10mmol                           10mmol                                   x mmol              x mmol
mol sisa        : 0 mmol                            0 mmol                                 10 mmol            10 mmol

Maka yang akan tersisa tinggal garam NH4Cl dan air
Maka pH nya adalah:
Konsentrasi NH4Cl = 10 mmol : 300 mL (total 200mL+100mL) = 0,03M











  

Jadi pH nya adalah 5 log 3.
Kuncinya disini adalah jika yang kuat nya adalah asam maka hasil reaksi adalah menghitung H+ (ditandai dengan adanya Kb (konstanta basa)). Sedangkan jika yang kuat adalah basa maka hasil reaksi adalah menghitung [OH-] (ditandai denngan adanya Ka (konstanta asam)).

B. HIDROLISIS SEMPURNA

Yaitu hidrolisis yang terjadi karena komposisi dari larutan adalah asam lemah dan basa lemah. Contoh zat atau larutannya adalah CH3COONH4 ( Ammonium Asetat).
Rumus yang digunakan untuk mencari pH nya adalah





   

Nah sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat yaaa.. Mohon maaf bila ada kesalahan. Jika ingin merekomendasikan artikel yang ingin dibahas bisa comment di artikel QnA.. Ditunggu sarannya yaaa.. Terimakasih :)


Monday, April 24, 2017

Pengenceran Dan Pemekatan Pada Larutan (Contoh Kasus + Penjelasan) Part. 2 Pemekatan

Iy Setelah sebelumnya saya telah menjelaskan mengenai pengenceran,  maka selanjutnya saya akan menjelaskan mengenai pemekatan. 
Pemekatan merupakan suatu kegiatan untuk menjadikan suatu larutan konsentrasinya lebih tinggi dari larutan yang ada atau tersedia.  Untuk melakukan suatu pemekatan dibutuhkan larutan atau zat yang konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan larutan yang ada sehingga kita dapat membuat larutan yang kita inginkan (dan konsentrasinya lebih tinggi dari biasanya).

Rumus umum pemekatan yang biasanya dipakai adalah..
Mol larutan awal + Mol larutan pekat = Mol akhir
(V1 x M1) + (V2 x M2) = V3 x M3
(V1 x M1) + (V2 x M2) = (V1 + V2) x M3

V1 adalah volume larutan sebelum pengenceran
M1 adalah konsentrasi larutan sebelum pengenceran
V2 adalah volume larutan pekat yg ditambahkan
M2 adalah konsentrasi larutan pekat yang ditambahkan
V3 adalah volume akhir sesudah pemekatan oleh karena itu V3 bisa diganti menjadi V1+V2 karena V3 merupakan volume akhir dimana larutan encer ditambah larutan pekat
M3 adalah konsentrasi akhir sesudah pemekatan

Contoh Kasus:
1. 500mL larutan HCl 1 Molar ingin dipekatkan menjadi HCl 2 Molar menggunakan HCl 4 Molar.  Berapa banyak HCl 4 M yang dibutuhkan? Dan berapa volume akhirnya?

Jawab :

(V1 x M1) + (V2 x M2) = V3 x M3
(V1 x M1) + (V2 x M2) = (V1 + V2) x M3
(500mL x 1M) + ( V2 x 4M) = (500mL + V2) x 2M
500mmol + 4M.V2 = 1000mmol + 2M.V2
-2M.V2 + 4M.V2 = 1000mmol - 500mmol
2M.V2 = 500mmol
V2 = 500mmol : 2M
V2 = 250 mL

Jadi HCl 4M yang ditambahkan adalah 250 mL

Dan jumlah larutan akhir adalah
V3 = V1 + V2
V3 = 500 mL + 250 mL
V3 = 750 mL

2. Berapa konsentrasi 1000mL larutan HCl 1 M setelah ditambah HCl 3M sebanyak 750 mL?

Jawab :

(V1 x M1) + (V2 x M2) = V3 x M3
(V1 x M1) + (V2 x M2) = (V1 + V2) x M3
(1000mL x 1M) + (750mL x 3M) = (1000mL + 750mL) x M3
1000mmol + 2250 mmol = 1750mL.M3
3250mmol = 1750mL.M3
M3 = 3250 mmol : 1750 mL
M3 = 1.8571 M

Jadi konsentrasi akhirnya adalah 1.8571 M

3. Berapa gram NaOH yang harus ditambahkan untuk membuat larutan NaOH 2M dari NaOH yang ada yaitu 0.5M sebanyak 1000mL

Jawab:

Nah karena ini kasusnya penambahna dengan zat padatmaka ada beberapa perhitungan yang berbeda

Pertama hitung mol NaOH yang dibutuhkan. Sebelumnya untuk diingatjika ditambahkan padatan maka volume akhirnya juga tetap sama dengan volume awal

(V1 x M1) + (V2 x M2) = V3 x M3
(V1 x M1) + Mol pekat = V3 x M3
(1000mL x 0.5M) + Mol pekat= 2M. 1000mL
500 mmol + mol pekat = 2000 mmol
Mol pekat = 2000mmol -  500mmol
Mol pekat =1500 mmol
Mol pekat = 1.5 mol

Kedua cari gram NaOH yang akan ditambahkan dengan perhitungan mol dasar

Gram NaOH = mol NaOH x Mr NaOH
Gram NaOH = 1.5mol x 40 gram/mol
Gram NaOH = 60 gram

Jadi NaOH yang harus ditambahkan adalah 60 gram.. 

Nah,  itu dia pembahasan mengenai pemekatan.  Mohon maaf ya bila ada kesalahan,  jika masih ada pertanyaan dan materi yang ingin dibahas silahkan buka artikel QnA dan isi dikolom komentar. 

Terimakasih telah berkunjung :)

Sunday, April 23, 2017

Pengenceran Dan Pemekatan Pada Larutan ( Contoh Kasus + Penjelasan) Part. 1 Pengenceran

Ku Dalam melakukan suatu analisis,  kita memerlukan larutan dengan berbagai konsentrasi untuk menjadi suatu pereaksi maupun menjadi suatu larutan baku.  Oleh karena itu pengenceran dan pemekatan larutan seringkali dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi suatu larutan yang sesuai.  Oleh karena itu,  disini saya akan menjelaskan mengenai pemekatan dan pengenceran suatu larutan.  Untuk part. 1 ini saya akan terlebih dahulu menjelaskan mengenai pengenceran pada suatu larutan..

Pengenceran merupakan suatu kondisi dimana kita membutuhkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah dari larutan yang ada.  Rumus umum pengenceran adalah:

V1 x M1 = V2 x M2
Dimana
V1 : volume larutan yang tersedia
M1 : konsentrasi larutan yang tersedia
V2 : volume larutan sesudah pengenceran
M2 : konsentrasi larutan sesudah pengenceran

Sebenarnya pengenceran tidak terpaku pada rumus itu saja namun ada rumus2 lain yang akan saya terapkan langsung di contoh kasus berikut ini

1. Suatu larutan HCl mempunyai konsentrasi 1M,  ingin diencerkan  sebanyak 500mL dengan konsentrasi 0. 2 Molar.  Berapa banyak HCl 1 M yang dibutuhkan untuk membuat larutan tersebut?

Jawab:

V lart.  yg ada x M.  Lart yg ada = V lart.  Encer x M.  Lart encer
V.  Lart yang ada x 1M = 500mL x 0.2M
V.  Lart yang ada x 1 M = 100mmol
V. Lart yang ada = 100 mL

Maka larutan HCl 1 M yang dibutuhkan adalah 100 mL

2. Suatu larutan HCl 2M sebanyak 10mL ingin dibuat HCl 1 M.  Berapa banyak HCl 1 M yang dapat dibuat dan berapa banyak air yang dibutuhkan?

Jawab:
V lart.  yg ada x M.  Lart yg ada = V lart.  Encer x M.  Lart encer
10 mL x 2M = V.  Lart  encer x 1M
20 mmol = V.  Lart encer x 1M
V. Lart encer= 20 mL

Maka HCl 1M yang dapat dibuat dari HCl 2M sebanyak 10 mL adalah 20mL..
Dan air yang dibutuhkan untuk melakukan pengenceran adalah

V.  Air =V.  Akhir -  V.  HCl 2M
V.  Air = 20mL - 10mL
V. Air = 10mL

3. Suatu HCl pekat dengan konsentrasi 37% dan berat jenis 1.19 g/mL akan diencerkan menjadi HCl 5M sebanyak 100 mL.  Berapa banyak HCl pekat yang dibutuhkan?

Jawab:
Pertama cari dulu konsentrasi HCl pekatnya
Molaritas HCl pekat = (10 x BJ x %) : BM
                                     = (10x 1.19 gram/mL x 37%) : 36.5gram/mol
                                     = 12.06 Molar

Kemudian kita langsung cari HCl pekat yang dibutuhkan

V.  Yang ada x M.  Yang ada = V.  Encer x M.  Encer
V.  Yang ada x 12.06M = 5M x 100mL
V.  Yang ada x 12.06M = 500mmol
V. Yang ada = 41.45 mL

Jadi HCl pekat yang dibutuhkan adalah 41.45mL

4. Saya akan membuat larutan NaOH 4M sebanyak 2000mL. Berapa banyak NaOH yang harus ditimbang?

Jawab:
Pertama karena ini padatanmaka kita harus mencari dahulu mol NaOH yang dibutuhkan
Mol NaOH = V.  NaOH yang dibutuhkan x M.  NaOH yang dibutuhkan
=2000mL x 4M
= 8000mmol
=8mol

Kedua cari gram NaOH padat yang harus ditimbang
Gram NaOH = mol NaOH x Mr. NaOH
Gram NaOH = mol NaOH x (Ar Na+Ar O +Ar H)
Gram NaOH = 8 mol x (23+16+1)
Gram NaOH = 8 mol x 40 gram/mol
Gram NaOH = 320 gram

Jadi NaOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan tersebut adalah 320 gram

Sekian..  Terimakasih..
Mohon maaf apabila ada kesalahan,  jika ingin mengajukan pertanyaan dan rekomendasi artikel bisa klik link QnA terimakasih.. 

Darimana Ketetapan Angka 10 Pada Perhitungan Moralitas

Seringkali untuk menentukan moralitas dari suatu larutan yang pekat kita menggunakan rumus yang sudah terdapat ketetapannya yaitu 

M = (10 x BJ larutan x % larutan) : Mr larutan

Pernahkan kalian penasaran dari mana angka 10 yang ada pada persamaan diatas? Nah kalo yang penasaran,  berikut saya akan bantu untuk menjawab pertanyaan tersebut. 

Pertama - tama kita jabarkan mulai dari rumusnya hingga berakhir disatuannya
Tapi untuk lebih mudah kita tahan dulu ya angka 10 nya.. 

M = (10 x BJ larutan x % larutan) : Mr larutan

> (BJ larutan x % larutan) : Mr larutan
> BJ larutan x % larutan : Mr larutan
>  gram/mL x      1/100    :  gram/mol
> 1mol/100mL

Nah karena berakhir di
1 mol/100 mL
sedangkan untuk satuan moralitas adalah
Mol/1000mL
Dimana penyebutnya berarti harus 1000 mL.  Oleh karena itu kita harus mengkalikannya penyebutnya dengan angka 10 sehingga menjadi 1000mL.
Dan sesuai dengan aturan matematika dimana jika suatu penyebut dikalikan dengan bilangan asing (yang sebelumnya tidak ada) maka pembilang juga harus dikalikan dengan bilangan asing yang sama maka hasilnya

10 mol/1000mL 
Dimana satuan ini sudah menyatakan moralitas yaitu mol/1000mL atau mol/liter

Maka pada rumus tadi ditambah pengkalian dengan angka 10 menjadi 

M = (10 x BJ larutan x % larutan) : Mr larutan

Nah itu dia pembahasan mengenai ketetapan perhitungan moralitas,  untuk memperjelas saya melampirkan gambar diawal mengenai penjelasan mengapa rumus tersebut harus dikali 10..  Mohon maaf jika kurang jelas,  karena saya membuat postingan di hp bukan deskop wkwk..  Jadi mohon maklum yaaa... 

Jika ada lagi materi yang ingin dibahas mohon komentar di postigan admin mengenai QnA ..  Tinggal di klik link tersebut.. 
Terimakasih :) 

Sunday, March 19, 2017

TITRASI DAN MORALITAS

Sebenarnya waktu saya sekolah dulu juga sempat bingung, kok bisa gini sih moralitasnya kok bisa segitu sih konsentrasinya. Nah disini saya berniat untuk memperjelas berbagai pertanyaan saya dulu yang mungkin sekarang kalian juga bertanya - tanya, siapa tau bisa bantu kalian juga hehe..

Nah ini dia pertanyaannya, mungkin ini lebih ke anak analis kali ya, soalnya biar lebih kebayang saya bakal bikin contoh langsung saat praktek dimana konsep moralitas ini dipake..

1. Saya titrasi larutan  NaOH yang konsentrasinya + 0.1 M, ditentukan konsentrasinya dengan metode asam basa. Nah di prosedurnya ada penambahan Aqua DM sebanyak 20 mL dierlenmeyer sebelum titrasi (sesudah pemipetan asam oksalat) . Dititrasi dengan menggunakan Asam Oksalat  sebanyak 0.01 mol. Saat saya titrasi ternyata volume akhirnya 12 mL. Berapa konsentrasi NaOH nya?

  • Pertama yang kita lakukan adalah kumpulkan data dari pertanyaan yaitu : mol asam oksalat yaitu 1 mol, dan volume akhirnya adalah 12 mL.
  • Lalu adakah rumus yang berhubungan dengan adanya mol dan volume bisa menghasilkan moralitas? Jawabannya: ADA!! Moralitas = mol : Volume
  • Maka kita bisa hubungkan  Moralitas NaOH = mol oksalat : Volume akhir
  • M. NaOH = 0.01 mol : 0.012 L ( Ingat ya harus setara! kalo mol pasangannya adalah liter, kalau mili mol pasangannya mililiter, jadi bisa gini nih rumusnya M. NaOH = 1 mmol : 12 mL
  • Ayo! Hitung jawabannya .. 
  • Maka M. NaOH adalah 0.08333 M  (Molar)
  • Bentar deh bentar.. Itu 20 ml nya ga dihitung?
  • Nah pertanyaan itu sering banget diajuin, nah untuk dimengerti disini penambahan 20ml aqua dm tuh bukan merupakan pengenceran yang dimasukin dalam perhitungan, kenapa? Soalnya 20ml disini tuh ditambahin buat mempermudah ngeliat Titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna, bukan sebagai pengenceran yang bakal ngebuat titik ekivalen  dari titrasi NaOH berubah..
Biar lebih jelasnya bisa ngebedain mana pengenceran yang bakal ngebuat titik ekivalen berubah atau engga :
1. Kalo kita menimbang suatu zat lalu dilarutkan didalam labu ukur, di add batas. Kemudian dipipet secara terukur kedalam erlenmeyer lalu dititrasi. Nah proses pelarutan di labu ukur merupakan pengenceran, sedangkan di erlenmeyer tidak ada pengenceran
2. Kalo kita menimbang suatu zat lalu dilarutkan didalam labu ukur, di add batas. Kemudian dipipet secara terukur kedalam erlenmeyer lalu ditambahin 50 ml Aqua DM lalu dititrasi. Nah proses pelarutan di labu ukur merupakan pengenceran, sedangkan di erlenmeyer tidak ada pengenceran.
3. Kalo kita menimbang suatu zat lalu dilarutkan didalam labu ukur, di add batas. Kemudian dipipet secara terukur kedalam labu lain, lalu dinecerkan. Kemudia dipipet ke erlenmeyer lalu dititrasi. Nah proses pelarutan di labu ukur (kedua labu ukur )merupakan pengenceran, sedangkan di erlenmeyer tidak ada pengenceran.

Masih ga percaya yang di erlenmeyer bukan pengenceran?
Kita buktiin secara hitungan aja kali ya biar lebih real wkwk..

  • 1 mmol Asam oksalat dimasukan ke erlenmeyer ditambah 50 ml air lalu dititrasi dengan NaOH 0.0833 M dengan volume akhir 12 ml.
  •  1 mmol Asam oksalat dimasukan kedalam erlemeyer ditmabhan 100ml air lalu ditirasi dengan NaOH 0.0833 M PASTI volume akhirnya juga 12 ml.
KARENA....

Soal 1.
Jika 1 mmol diencerkan dengan 50 mL air maka konsentrasi larutan tersebut adalah 1 mmol: 50mL = 0.02M
Maka...
Mol NaOH = 12 mL NaOH x 0.0833 M NaOH = 1mol
 ekivalen dengan          
Mol Asam Oksalat =0.02 M Asam Oksalat x 50 mL Asam Oksalat Di Erlenmeyer= 1 mmol

Soal 2.
Jika 1 mmol diencerkan dengan 100 mL air maka konsentrasi larutan tersebut adalah 1 mmol : 100mL = 0.01M. Maka...

Mol NaOH = 12 mL NaOH x 0.0833 M NaOH = 1mol
 ekivalen dengan          
Mol Asam Oksalat =0.01 M Asam Oksalat x 100 mL Asam Oksalat Di Erlenmeyer= 1 mmol

Semoga kalian paham yah...