Dalam melakukan suatu analisis, seringkali terdapat berbagai
macam kesalahan yang menyebabkan timbulnya perbedaan hasil dari yang
seharusnya. Kesalahan hasil eksperimen dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a.
Kesalahan tertetapkan (Determined)
b.
Kesalahan tidak tertetapkan (indetermined)
Nah untuk lebih jelasnya, saya akan menguraikan tiap-tiap
macam – macam kesalahan:
A. Kesalahan Tertetapkan
(Constant/Determined error)
Merupakan kesalahan yang dapat dihindari atau besar
kesalahannya sendiri dapat ditetapkan. Biasanya kesalahan ini berupa:
1.
Kesalahan Operasional (Pribadi)
Jadi kesalahan ini biasanya disebabkan oleh pribadi dan tak
ada hubungannya dengan kesalahan metode atau kesalahan prosedur. Contoh dari
kesalahan ini diantaranya: Pencucian endapan yang kurang atau berlebihan,
pemijaran endapan pada suhu yang tidak benar, penimbangan sesudah pendinginan
pada eksikator padahal waktu pendinginan belum cukup, membiarkan bahan yang
bersifat higroskopis mengabsorpsi air sebelum atau selam penimbangan, dan bisa
juga dari penggunaan reagensia yang mengandung pengotor yang mengganggu, jika
dalam titrasi contoh dari kesalahan ini yaitu salah pengamatan TA (salah
penyimpulan titik akhir titrasi).
2.
Kesalahan Instrumen/Reagensia
Contoh dari kesalahan ini yaitu penggunaan reagensia yang
mengandung zat-zat pengotor, maupun kesalahan dari segi instrumennya misalnya
penggunaan alat-alat instrumen yang tak terkalibrasi, masuknya bahan-bahan
asing kedalam zat yang dianalisis, neraca yang rusak dll. Contoh nyata dari
kesalahan ini yang pernah saya alami adalah, penggunaan HCl untuk pelarutan
sampel Ba2+ untuk ditentukan kadarnya menggunakan metode gravimetri, nah pada
waktu itu saya dan teman-teman malah menggunakan HCl teknis padahal seharusnya
digunakan HCl pa, dan alhasil harusnya sampel Ba2+ larut malah menjadi endapan
putih. Mengapa hal ini bisa terjadi? Toh kan sama-sama HCl.
Inilah jawabannya, karena HCl teknis dibuat dengan
mencampurkan H2SO4 pekat dengan NaCl sehingga terbentuklah HCl, nah yang
membuat contoh kami mengendap adalah karena HCl teknis masih mengandung SO4 2-
yang akan menyebabkan endapan putih tak larut dalam air dan asam klorida.
Endapan putih tersebut adalah BaSO4, sedangkan yang seharusnya terjadi adalah
BaCl yang berupa larutan bukan endapan.
3.
Kesalahan metode
Berbeda dengan kesalahan operasional, biasanya kesalahan
metode diartikan sebagai kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan non personal
(bukan kesalahan pribadi). Contoh dari keslahan ini antara lain reaksi yang
tidak sempurna, keterlarutan endapan (endapan yang harusnya terbentuk malah
larut), kopresipitasi, pospresitasi, terjadinya penguraian pada reaksi yang
harusnya tidak terjadi, atau bisa juga terjadinya pengendapan zat-zat lain yang
tak dikehendaki.
4.
Kesalahan aditif dan sebanding (proporsional)
Contoh kesalahan ini adalah kehilangan bobot dalam sebuah
kurs, contohnya ketika kita memijarkan suatu zat maka akan ada suatu zat
pengotor (yang merupakan kesalahan) menguap dan kita akan mengetahui berat zat yang
sebenarnya. Maksud dari proporsionalitas disini dimana kesalahan akan terus
bertambah jika zat yang kita pijarkan beratnya juga bertambah. Maka akan
didapat dimana kesalahan ini akan linear dengan berat endapan
B. KESALAHAN TAK TERTETAPKAN ( ACCIDENTAL/INTERMEDIATE
ERROR)
Kesalahan ini merupakan kesalahan yang ditimbulkan dari
kesalahan-kesalahan yang tak terkendali oleh analis dan umumnya begitu sulit
dipahami dan karenanya tak dapat dianalisis.
No comments:
Post a Comment
Harap menggunakan bahasa yang sopan