Dalam suatu analisis seringkali terdapat kesalahan dalam
prakteknya. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang tepat untuk
menghilangkan atau mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi dalam suatu
analisis.
Sebenarnya, dalam
upaya untuk menghilangkan dan mengurangi kesalahan dalam analisis diperlukan
pengetahuan yang cukup untuk memilih metode yang tepat. Karena setiap metode
sendiri sudah diatur penggunaannya dalam analisis. Oleh karena itu berikut saya akan uraikan
metode - metode tersebut sehingga akan
lebih mudah diketahui oleh anda penggunaanya:
- Kalibrasi Alat Dan Koreksi
Kalibrasi Alat biasanya dilakukan baik pada
peralatan gelas maupun peralatan instrumen. Pada peralatan gelas terdapat
aturan sendiri untuk mengkalibrasi alat
tersebut sedangkan pada kalibrasi alat instrumen biasanya kalibrasi sudah
terdapat adalam aturan penggunaan alat instrumen tersebut. Kalibrasi pada alat
ukur gelas digunakan utuk menghindari kesalahan volume maupun massa apada
kondisi tertentu sehingga diperlukan suatu kalibrasi yang digunakan untuk
menentukan volume maupun massa sebenarnya yang terdapat pada alat untuk lebih
jelasnya akan saya jelaskan mengenai kalibrasi alat ukur gelas pada postingan
selanjutnya. Kalibrasi pada alat instrumen digunakan untuk menghindari
kesalahan pengukuran yang diakibatkan oleh kerusakan alat.
2.
Penetapan Blanko
Selain oleh kesalahan alat, kesalahan juga
bisa disebabkan oleh reagen atau pelarut yang digunakan dalam analisis. Contoh
dari kasus ini adalah bila kita ingin menentukan konsentrasi Cl- dalam suatu
larutan akan tetapi karena dikhawatirkan Cl- yang terdapat dalam larutan
banyak, maka dilakukan pengenceran terlebih dahulu untuk menentukan Cl- karena
alat yang digunakan untuk menentukan kadar Cl- sendiri rangenya terbatas dan
kecil (tidak bisa mengukur Cl- dalam konsentrasi tinggi). Maka kita akan
mengencerkan sampel yang mengandung Cl- menggunakan pelarut misal aquadest. Ternyata aquadest yang kita gunakan
mengandung Cl- maka dari sini kita bisa simpulkan bahwa Cl- yang kita dapatkan nantinya bahwa hasil pengukuran yang
didapatkan (yang telah diencerkan dengan
aquadest) tidak akurat hasilnya, karena bertambah kandungan Cl- nya dari
aquadestnya. Oleh karena itu digunakanlah blanko yang berfungsi untuk
mengetahui Cl- yang terdapat dalam pelarut (misal aquadest) + reagen ( tanpa sampel). Dengan begitu kita
simpulkan bahwa analisis dilakukan terhadap:
1.
Reagen + Pelarut (Blanko)
2.
Sampel + Reagen + Pelarut
Biasanya metode ini digunakan
oleh alat-alat instrumen seperti spektrofotometer. Oleh karenanya tidak aneh
jika kita menggunakan alat spektrofotometer harus mengukur blankonya terlebih
dahulu baru pengukuran sampel.
Pada pengukuran blanko kita tidak
akan mendapatkan konsentrasi blanko pada alat melainkan menstandarkan alat
bahwa larutan blanko tersebut nilainya 0, sehingga pada saat pengukuran sampel
yang terjadi adalah otomatis konsentrasi
yang didapatkan adalah pengurangan antara konsentrasi zat total yang terukur
dengan konsentrasi zat pada blanko. Lalu dapat disimpulkan diakhir bahwa
konsentrasi zat yang didapatkan merupakan konsentrasi zat pure dari sampel
(tanpa ada tambahan dari pengaruh kandungan pelarut maupun reagent.
Selain alat – alat instrumen ada
juga penggunaan blanko diterapkan dalam analisis titrimetri.. Hayoo ada yang
tau ga? Coba ingat-ingat
3. Penetapan Pengawasan
Agak sulit sebenarnya menjelaskan yang satu
ini, tapi saya akan coba menjelaskannya.. Semoga mengerti J
Jadi pada penetapan pengawasan dilakukan
pada kondisi seidentik mungkin menggunakan standar. Dan pada analisis ini
digunakan standar dimana konstituen atau
kandungan yang diukur pada sampel sama dengan standar. Untuk lebih jelasnya
saya akan menggunakan contoh:
Suatu standar x jika dipipet 10 mL dan
ditirasi dan didapat hasil volumenya 5 mL maka dapat disimpulkan bahwa
kandungan z yang terdapat pada standar adalah 1000ppm. Oleh karena itu
dipipetlah suatu sampel a sebanyak 10 mL ( bobot antara sampel dan standar harus sama)
menghasilkan volume 2 mL . Maka akan didapat kandungan z yang terdapat dalam
sampel dengan rumus:
5
mL = 1000 ppm
2
mL = x
5
mL . x =
1000 ppm. 2 mL
X =
2000 ppm .mL : 5 mL
X =
400 ppm
Nah kira – kira seperti itu contoh
penetapan pengawasan.
Untuk selanjutnya ada metode – metode lain
dalam upaya mengurangi / memperkecil kesalahan yang akan dibahas di Part 2
hehe...
4
Analisis Tak Bergantungan (Part 2)
5.
Penetapan Paralel (Part 2)
6.
Adisi Standar (Part 2)7. Standar Internal (Part 2)
8. Metode Amplifikasi (Part 2)
No comments:
Post a Comment
Harap menggunakan bahasa yang sopan