Sunday, March 19, 2017

TITRASI DAN MORALITAS

Sebenarnya waktu saya sekolah dulu juga sempat bingung, kok bisa gini sih moralitasnya kok bisa segitu sih konsentrasinya. Nah disini saya berniat untuk memperjelas berbagai pertanyaan saya dulu yang mungkin sekarang kalian juga bertanya - tanya, siapa tau bisa bantu kalian juga hehe..

Nah ini dia pertanyaannya, mungkin ini lebih ke anak analis kali ya, soalnya biar lebih kebayang saya bakal bikin contoh langsung saat praktek dimana konsep moralitas ini dipake..

1. Saya titrasi larutan  NaOH yang konsentrasinya + 0.1 M, ditentukan konsentrasinya dengan metode asam basa. Nah di prosedurnya ada penambahan Aqua DM sebanyak 20 mL dierlenmeyer sebelum titrasi (sesudah pemipetan asam oksalat) . Dititrasi dengan menggunakan Asam Oksalat  sebanyak 0.01 mol. Saat saya titrasi ternyata volume akhirnya 12 mL. Berapa konsentrasi NaOH nya?

  • Pertama yang kita lakukan adalah kumpulkan data dari pertanyaan yaitu : mol asam oksalat yaitu 1 mol, dan volume akhirnya adalah 12 mL.
  • Lalu adakah rumus yang berhubungan dengan adanya mol dan volume bisa menghasilkan moralitas? Jawabannya: ADA!! Moralitas = mol : Volume
  • Maka kita bisa hubungkan  Moralitas NaOH = mol oksalat : Volume akhir
  • M. NaOH = 0.01 mol : 0.012 L ( Ingat ya harus setara! kalo mol pasangannya adalah liter, kalau mili mol pasangannya mililiter, jadi bisa gini nih rumusnya M. NaOH = 1 mmol : 12 mL
  • Ayo! Hitung jawabannya .. 
  • Maka M. NaOH adalah 0.08333 M  (Molar)
  • Bentar deh bentar.. Itu 20 ml nya ga dihitung?
  • Nah pertanyaan itu sering banget diajuin, nah untuk dimengerti disini penambahan 20ml aqua dm tuh bukan merupakan pengenceran yang dimasukin dalam perhitungan, kenapa? Soalnya 20ml disini tuh ditambahin buat mempermudah ngeliat Titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna, bukan sebagai pengenceran yang bakal ngebuat titik ekivalen  dari titrasi NaOH berubah..
Biar lebih jelasnya bisa ngebedain mana pengenceran yang bakal ngebuat titik ekivalen berubah atau engga :
1. Kalo kita menimbang suatu zat lalu dilarutkan didalam labu ukur, di add batas. Kemudian dipipet secara terukur kedalam erlenmeyer lalu dititrasi. Nah proses pelarutan di labu ukur merupakan pengenceran, sedangkan di erlenmeyer tidak ada pengenceran
2. Kalo kita menimbang suatu zat lalu dilarutkan didalam labu ukur, di add batas. Kemudian dipipet secara terukur kedalam erlenmeyer lalu ditambahin 50 ml Aqua DM lalu dititrasi. Nah proses pelarutan di labu ukur merupakan pengenceran, sedangkan di erlenmeyer tidak ada pengenceran.
3. Kalo kita menimbang suatu zat lalu dilarutkan didalam labu ukur, di add batas. Kemudian dipipet secara terukur kedalam labu lain, lalu dinecerkan. Kemudia dipipet ke erlenmeyer lalu dititrasi. Nah proses pelarutan di labu ukur (kedua labu ukur )merupakan pengenceran, sedangkan di erlenmeyer tidak ada pengenceran.

Masih ga percaya yang di erlenmeyer bukan pengenceran?
Kita buktiin secara hitungan aja kali ya biar lebih real wkwk..

  • 1 mmol Asam oksalat dimasukan ke erlenmeyer ditambah 50 ml air lalu dititrasi dengan NaOH 0.0833 M dengan volume akhir 12 ml.
  •  1 mmol Asam oksalat dimasukan kedalam erlemeyer ditmabhan 100ml air lalu ditirasi dengan NaOH 0.0833 M PASTI volume akhirnya juga 12 ml.
KARENA....

Soal 1.
Jika 1 mmol diencerkan dengan 50 mL air maka konsentrasi larutan tersebut adalah 1 mmol: 50mL = 0.02M
Maka...
Mol NaOH = 12 mL NaOH x 0.0833 M NaOH = 1mol
 ekivalen dengan          
Mol Asam Oksalat =0.02 M Asam Oksalat x 50 mL Asam Oksalat Di Erlenmeyer= 1 mmol

Soal 2.
Jika 1 mmol diencerkan dengan 100 mL air maka konsentrasi larutan tersebut adalah 1 mmol : 100mL = 0.01M. Maka...

Mol NaOH = 12 mL NaOH x 0.0833 M NaOH = 1mol
 ekivalen dengan          
Mol Asam Oksalat =0.01 M Asam Oksalat x 100 mL Asam Oksalat Di Erlenmeyer= 1 mmol

Semoga kalian paham yah...



 

No comments:

Post a Comment

Harap menggunakan bahasa yang sopan